seseorang membuat sebuah kursi tentu ada maksud dan tujuannya. begitu juga dengan manusia. telah disebutkan di dalam Al Qur'an bahwasanya manusia dan jin diciptakan oleh Allah SWT hanya untuk beribadah kepadaNya. tidak ada yang lain. namun dalam prakteknya si manusia akan mengetahui bahwa ia pun juga punya kewajiban atas dirinya sendiri dan orang lain. kemudian tentu tujuan "hanya untuk beribadah kepadaNya" menjadi sesuatu yang masih universal.
atas kewajiban yang ditetapkan oleh Allah SWT, si manusia dijanjikan dengan imbalan berupa pahala. pahala yang masih akan terus menjadi tabungan kita hingga nanti kita berada di zaman kebadian. masalahnya, apakah kita pantas menerima imbalan berupa pahala itu?
kita misalkan diri kita adalah seorang anak kecil. suatu haru di pagi hari ibu menyuruh sang anak untuk membeli 1kg gula dari warung di seberang jalan. sang ibu menjanjikan seandainya ada kembalian nanti bolehlah sang anak menggunakannya untu membeli permen. namun seandainya uangnya pas apakah kita sebagai sang anak akan menagihnya kepada sang bunda?. mungkin kita sebagai anaknya tidak pantas menagih imbalan kepada sang ibu karena jasa-jasa sang ibu lebih banyak ribuan kali daripada jasa kita yang telah membelikan 1kg gula.
0 comments:
Post a Comment